-semacam
reportase-
“Berdiskusi
mengenai sebuah karya memang bukanlah sesuatu yang baru di dunia ini apalagi di
hatimu” kata Mak Erot dalam salah satu bukunya yang paling terkenal dan selalu
di cetak ulang berkali-kali; Nanti, Kita Cerita tentang Angka Togel 11:11
dan Konspirasi Tumis Kangkung kepada Alam Semesta. Namun berangkat dari keinginan untuk membuat ruang
diskusi dengan kemasan yang unik. Teman Pencerita Kedai Buku Jenny membuat
ruang diskusi dengan nama; Hening Cipta, yang tentu saja tidak asing lagi di
telinga. Dan sekelebat ingatan itu muncul lagi saat sedang mengikuti proses
upacara setiap hari Senin pagi saat masih sekolah dan
setiap hari kemerdekaan tiba (dengan segala jenis alasan yang kau buat untuk
tidak mengikuti proses upacara dengan berdalih kurang sehat atau kau ingin
buang air kecil ataupun sengaja datang terlambat), ketika kalimat Hening Cipta
di ucapkan.
Namun tidak
seperti Hening Cipta saat mengikuti proses upacara, sebab tidak dilakukan saat
Senin pagi, tidak ada bendera yang dinaikkan dan tidak ada pembina upacara. Hening Cipta dalam
pengertian Teman Pencerita Kedai Buku Jenny adalah upaya megapresiasi karya dengan cara mendengarkannya, mengheningkannya (dalam
artian tidak melakukan gerakan tambahan apalagi berlebihan) lalu
mendiskusikannya bersama-sama dan gelaran di volume pertama ini, Teman
Pencerita memilih karya Kapal Udara.
Kapal Udara,
band indie beraliran folk asal kota Makassar. Dengan personelnya yang sekarang
yaitu; Ayat sebagai vokal sekaligus gitar, Ale sebagai gitaris sekaligus vocal
latar, Dadang sebagai bassis sekaligus vocal latar, dan Bobby sebagai drum.
Dengan semboyan Musik mencari teman Kapal Udara kini telah melebarkan layarnya
dan telah mempersiapkan album ke duanya, yang mungkin juga masih dengan konsep
yang sama dengan album dan lagu-lagu sebelumnya yang mempunyai lirik sederhana,
dan musikalitas yang akan membuat siapapun akan merasa senang. Mungkin itu juga
telah menjadi ciri khas dari Kapal Udara; lirik sederhana namun bermakna dengan
musikalitas yang menyenangkan.
Setelah hujan
berhenti lalu hujan lagi lalu berhenti lagi pada hari Jum’at, tanggal 25
Januari 2019 menjelang akan dilaksanakannya Hening cipta
bersama Kapal Udara pukul 20:00, saya berpikir sekaligus curiga bahwa cuaca
buruk bisa menghilang begitu saja dan hujan tidak turun lagi dikarenakan salah
seorang panitia telah membaca karya Mak Erot yang terkenal itu dan
mempraktekkannya, sehari sebelum acara dimulai. Memang dalam buku monumental
itu di dalam bab 4 menjelaskan cara mengusir dan manangkal cuaca buruk dengan 9
cara dari klasik sampai postmodern. Salah satunya melempar sempak dengan warna
black pink ke atas genteng.
“Hening Cipta
di mulai” kata Pute’ sebagai moderator, setelah sebelumnya menjelaskan apa itu
Hening Cipta, segala hal yang melatarbelakanginya dan kalimat-kalima pembuka
seperti biasanya.
Lagu mulai di
mainkan dari pemutar musik dengan volume tidak terlalu besar seperti acara
dangdutan dan tidak terlalu kecil seperti speaker gawai. Orang-orang terlihat
sangat khidmat mendengarkan mini album Seru dari Hulu
Ruang kecil berukuran 3x5 mulai kelihatan padat. Sekitar 20an orang
termasuk tim Kapal Udara, sedang mencoba membangun suasana keheningan
masing-masing. Mereka menyanyi lirih, menghentakkan kaki,
menganggukkan kepala, dan larut dalam suasana di ruang yang kerap menjadi tempat
digelarnya ragam aktivitas di Kedai Buku Jenny.
Setelah lagu Merantau mengakhiri Hening Cipta, sesi berikutnya adalah Kita dan Kapal
Udara, di sesi ini setiap peserta diharakan bercerita bagaimana pengalamannya
mengenal, mendengar dan berteman dengan Kapal Udara. Bobhy sebagai pembicara pertama bercerita
tentang pengalamanya mendengar lagu-lagu dari mini album Seru dari Hulu. Karya itu selalu mengingatkannya
pada kampung halaman.
“setiap pulang kampung saya seperti merasa tidak pulang kampung lagi, saya juga heran dengan
itu, maka dari itu bagi saya mendengarkan lagu-lagu dari Kapal Udara seperti
mengganti peristiwa yang telah hilang itu.” Katanya.
Suasana diskusi berjalan santai. Sejak awal banyak
canda, tawa, celetukan bahkan umpatan-umpatan lucu yang terlontar. Sesi ini
memang diupayakan berjalan sehangat mungkin, dengan harapan setiap orang yang
hadir, bisa bercerita tanpa beban, bahkan nyaris serupa curhat.
Nita sebagai
pembicara kedua, mengaku jika ia paling menyukai lagu Menyambut hanya karena di
lagu itu, dari beberapa lagu Kapal Udara, Ale berpusi. Dan kembali orang-orang
tertawa lagi.
“dari semua
lagu yang ada dari Kapal Udara, saya paling menyukai lagu Menyambut,
karena Ale berpuisi [tertawa]” ucap Kak
Nita sambil tertawa.
Yang kemudian
di timpali oleh kak Viny sebagai candaan “Firsa Bersaleh [tertawa]”
Falah, salah
seorang peserta menyampaikan bahwa setiap kali ia mendengar lagu Menanam, ia
akan teringat dengan masa KKNnya 2017 lalu di sebuah desa dengan seorang petani
yang sedang menanam di sawah.
“mendengar lagu
Menanam saya jadi teringat saat saya mengikuti program KKN 2017 di daerah Takalar. Saya mengingat kemabali para petani yang menanam di sawah dan
suasana desa kembali.” ungkap Falah.
Sebagai
moderator Pute juga tidak ingin ketinggalan mengeluarkan pendapatnya mengenai mini
album Seru dari Hulu, ia mengaku jika ia juga sangat menyukai lagu Menanam
“saya menyukai
lagu Menanam sebab setiap mendengar lagu itu saya selalu mengingat ayah saya
yang suka menanam di halaman rumah.”
ucap kak Pute’ dengan sederhana.
Rudy, sebagai
pembicara selanjutnya dengan sedikit kegugupan yang ia lawan, mengatakan bahwa
setiap kali mendengar lagu-lagu dari Kapal Udara dia selalu
teringat masa kecilnya.
“ketika mendengar lagu-lagu dari Kapal Udara,
saya kembali teringat masa kecilku. Dan lagu kesukaan saya itu adalah Merantau.
Atau mungkin juga nanti Kapal Udara mengeluarkan lagu Menikah, Melamar, dll
[tertawa]” kata kak Rudy dengan sedikit kegugupan sekaligus tawa.
Ada juga cerita menarik dari salah seorang peserta tentang bagaiamana
Kapal Udara mengubah cara pandangnya terhadap pelaku panggung music dengan
konsep pertemanan yang diusung oleh Kapal Udara. Ia terkesan karena Kapal Udara
tidak memberi batas dirinya, bahwa artis dan penonton seharusnya tidaklah
berjarak. Juga cerita tentang bagaimana beberapa orang memilih memutar Kapal
Udara sebagai penyemangat harinya, dan cerita tentang kebahagiaan teman-teman
Kapal Udara yang mennyaksikan perjalanan susah senang Kapal Udara hingga hari
ini dengan semua capaiannya.
Sesi terakhir adalah Amanah kapal Udara. Sesi ini tidak berisi petuah
kapal Udara pada peserta Hening Cipta namun justru adalah sesi dimana Kapal
Udara merespon setiap apresiasi yang ia dengar dari semua pesera malam
itu.
“ Saya tidak menyangka kalau teman-teman sampai di situ mengapresiasi
lagu-lagu dari kami. Forum ini juga membuktikan bahwa lagu-lagu kami di
apresiasi sampai detik ini dan sejauh ini” buka Dadang dengan ekspresi wajah sedikit terkejut mewakili Kapal Udara
Berturut,turut, Bobi dan Ayat dengan canggung menyampaikan rasa terima
kasih atas apresiasi karya mereka. Lalu Ale
menceritakan dengan lugas dan jujur bagaimana karya Seru dari Hulu lahir.
Tentang nilai-nilai yang ingin mereka usung, memang diakuinya tidak melalui proses
diskusi dan penelitian yang panjang. Proses itu justru baru dilalui untuk
persiapan album selanjutnya yang diharapkan rilis tahun ini.
Sesi ini ditutp oleh Viny, manajer Kapal Udara yang tetiba membangun
suasana haru. Tentang bagaiamana Kapal Udara harus tetap bertahan, tentang
lingkaran pertemanan yang semakin besar, tentang tanggung jawab, dan tentang pilihan para personil dan tim
Kapal Udara untuk terus berkarya.
“Kapal Udara mi pekerjaanku” begitu salah satu kalimat yang keluar dari
cerita Viny.
Hening Cipta bersama Kapal Udara akhirnya ditutup. Setiap orang mungkin
pulang dengan suasana hati yang tidak sama, apalagi tanpa dikomando
perbincangan mengalir di ranah yang sifatnya personal. Namun ruang ini,
khususnya bagi Kapal Udara diharapkan menjadi sumber inspirasi atau pemantik untuk
tidak berhenti menemukan formula baru dalam menyampaikan gagasan bermusik
mereka. Dan bagi kita pendengar dan penikmat karyanya akan terus mencipta
diskursus, pertanyaan, atau kritikan agar karya ini terus dibicarakan.
Hening Cipta…,selesai.
Makassar,
Januari 2019
Ditulis oleh Zulkifly Ari
Foto oleh Taqwin
Hening Cipta (Volume 1) Bersama Kapal Udara.
Reviewed by Kedai Buku Jenny
on
January 28, 2019
Rating:

Menarik kak, ditunggu Hening Cipta Volume 2😁
ReplyDeleteMantap, och begini kejadiannya, sebelum saya datang tiba2 di belakang kak taqwin yg ambil foto ini?��������
ReplyDelete